Facebook
RSS

INDONESIA


Asal Mula Nama: Indonesia 

Pada zaman purba, kepulauan Indonesia disebut dengan berbagai macam nama. Dalam catatan Tionghoa, kawasan kepulauan tanah air ini dinamai Nan-Hai (Kepulauan Laut Selatan).
Berbagai catatan kuno India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta ‘dwipa’ (pulau) dan ‘antara’ (luar/seberang).
Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebutnya Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Bahkan, sampai sekarang jemaah haji kita masih sering dipanggil “jawa” oleh orang Arab, meskipun orang luar Jawa sekalipun.
Dalam bahasa Arab, Sumatera disebut Samathrah, Sulawesi disebut Sholibis, Sunda disebut Sundah, dan semua pulau itu dikenal dengan Kulluh Jawi (semua Jawa).
Bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, kawasan yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok adalah “Hindia”.
Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”. Sedangkan Indonesia memperoleh nama “Kepulauan Hindia” atau “Hindia Timur”. Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais).
Pada masa penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang pada 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur).
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal juga dengan nama Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebut Kepulauan Indonesia, yaitu Insulinde, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” (‘insula’ adalah bahasa Latin yang berarti pulau). Namun, nama Insulinde ini kurang populer.
Indiae Orientalis Insvlarvmqve Adiacienti, Abraham Ortelius, 1592 (Antique Maps & Prints of Indonesia)
Pada 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker, yang dikenal sebagai Dr. Setiabudi (cucu dari adik Multatuli), memperkenalkan suatu nama untuk Indonesia yang tidak mengandung unsur kata ‘india’. Nama itu adalah ‘Nusantara’, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya.
Setiabudi mengambil nama itu dari Kitab Pararaton, kitab kuno Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad 19 yang lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada 1920.
Namun pengertian nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian nusantara pada masa Majapahit.
Pada masa Majapahit, Nusantara digunakan untuk menyebutkan “pulau-pulau di luar Jawa” (‘antara’ berarti luar/seberang dalam Sansekerta), dan Jawa disebut Jawadwipa.
Sumpah Palapa Gajah Mada juga berbunyi “lamun huwus kalah nusantara, ingsun amukti palapa” yang berarti “kalau pulau-pulau seberang telah kalah, barulah aku akan istirahat”.
Indiae Orientalis Nova Descriptio, Jan Jansson, 1647 (Antique Maps & Prints of Indonesia)
Oleh Dr. Setiabudi, kata ‘nusantara’ yang pada masa Majapahit berkonotasi penjajahan itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli ‘antara’, Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu ‘nusa di antara dua benua dan dua samudera’, sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern.
Istilah nusantara dari Dr. Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif nama Hindia Belanda. Hingga kini, istilah nusantara tetap dipakai untuk menyebutkan Indonesia.
Pada 1847, di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia. Kemudian pada 1849, seorang ahli etnologi Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), bergabung dalam redaksi majalah tersebut.
Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel “On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations”.
Dalam artikelnya, Earl menegaskan sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain.
Zweitier Theil der Karte von Asien welcher China einen, Schraembl-Grosser Atlas, 1886
Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (‘nesos’ berarti pulau dalam bahasa Yunani). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:
the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians”.
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripadaIndunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa).
Earl juga berpendapat bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA volume IV itu juga, halaman 252-347, Logan menulis artikel “The Ethnology of the Indian Archipelago”. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago terlalu panjang dan membingungkan.
Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf ‘u’ digantinya dengan huruf ‘o’ agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:
Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago”.
Ketika mengusulkan nama “Indonesia”, agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini pun menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Pada 1884, guru besar etnologi di Universitas Berlin, Adolf Bastian (1826-1905), menerbitkan buku “Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel” sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada 1864-1880.
Buku Bastian inilah yang mempopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam “Encyclopedie van Nederlandsch-Indië” tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah “Indonesia” itu dari tulisan-tulisan Logan.
Orang pribumi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke Belanda pada 1913, beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama “Indonesische Pers-bureau”. Nama Indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917).
Sejalan dengan itu, sebutan inlander (pribumi) diganti dengan Indonesiër (orang Indonesia).
Pada 1922, atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk pad 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya:
“Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik, karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya”.
Di Indonesia, Dr. Sutomo mendirikanIndonesische Studie Club pada 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada 1925, Jong Islamieten Bond membentuk Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama “Indonesia”.
Akhirnya nama “Indonesia” dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Pada Agustus 1939, tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat / parlemen Hindia Belanda); Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch-Indie”. Namun, Belanda menolak mosi ini.
Ketika pendudukan Jepang pada 8 Maret 1942, secara otomatis lenyaplah nama “Hindia Belanda”. Lalu pada 17 Agustus 1945, seiring dengan proklamasi kemerdekaan, lahirlah Republik Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdiri sendiri tanpa penjajahan dari bangsa asing. (berbagai sumber)

[ Read More ]

RAHASIA UMUR PANJANG


Apa rahasia umur panjang penduduk Jepang? Mereka menceritakan pengalaman hidupnya agar bisa berumur panjang. Salah satu zat yang sering mereka makan adalahHyaluronic Acid (HA)
Hyaluronic Acid atau Restiaid Asam hialuronat atau Hyaluronan atauhyaluronic acid atau hyaluronate (atau disingkat HA) adalah suatu zat yang terdapat pada seluruh jaringan tubuh manusia, yang berfungsi mengikat air. Kepentingan akan Hyaluronic Acid tidak dapat dianggap remeh.
Jadi HA adalah polisakarida alami yang menyusun jaringan ikat. Fungsi utama molekul ini adalah untuk menstabilkan struktur interseluler (bagian dalam sel) dan membentuk matriks fluida untuk tempat pengikatan kolagen dan serat elastik.
Di dalam tubuh, asam hialuronat terdapat dalam wujud gel pada kulit dan tali pusat, serta terlarut pada cairan sinovial. Monomer penyusun asam hialuronat adalah disakarida asam N-asetilhialobiuronat.
Hyaluronic Acid atau Restiaid Asam hialuronat atau Hyaluronan atau hyaluronic acid atau hyaluronate (atau disingkat HA)
Seiring dengan pertambahan usia, jumlah asam hialuronat di kulit akan menurun sehingga menyebabkan peningkatan kerutan. Salah satu aplikasi dari asam hialuronat adalah sebagai jaringan pengisi lunak untuk mengatasi lipatan dan kerut di wajah. Beberapa perusahaan kosmetik telah membuat produk dari asam hialuronat yang dapat bertahan lebih lama di jaringan lunak.
Karena kita tahu bahwa sebagian besar dari tubuh kita terdiri dari air. Jadi air adalah sesuatu yang sangat penting untuk kesehatan dan termasuk kecantikan.
HA pada tubuh banyak ditemukan pada:
  • Sendi
  • Kulit
  • Mata
  • Gusi
  • Rambut
Sendi-sendi kita (seperti sikut dan dengkul) semuanya dikelilingi oleh membrane yang dinamakan synovial membrane, yang mana bentuknya seperti kapsul mangelilingi ujung-ujung tulang.
Membran ini menyimpan cairan yang dinamakan synovial fluid. Pada dasarnya, synovial fluid ditemukan pada rongga-rongga sambungan/sendi. Mempunyai banyak fungsi, termasuk menyediakan pelumas, sebagai alat penahan goncangan, dan pembawa nutrisi. Cairan ini melindungi sendi dan tulang.
Tetapi akibat dari bertambahnya usia, maka kandungan Hyaluronic Acid akan semakin berkurang. Dan apa yang akan terjadi jika sendi kekurangan Hyaluronic Acid ? Sendi akan terasa sakit, sehingga sulit untuk beraktifitas. Penyakit ini disebut Osteoarthritis.
Fungsi HA pada MataHA juga berfungsi untuk memperjelas penglihatan, memberikan pelumas pada mata. Karena bola mata kita dikelilingi oleh HA. HA juga biasanya digunakan pada pengoperasian mata, khususnya pada operasi katarak dan glaucoma.
Fungsi HA terhadap Otak
Besaran otak akan mengecil karena usia bertambah. Ini disebabkan karena kandungan air dan Hyaluronic Acid pada otak yang berkurang, sehingga akan menyebabkan pikun. Untuk itu untuk menjaga agar besaran otak tetap, maka kita perlu suplai kembali Hyaluronic Acid.
(1) Epidermis, (2) Dermis, (3) HA, (4) Collagen
Fungsi HA pada Kulit
HA pada kulit terdapat pada epidermis dan dermis. Pada Dermis, HA mengisi ruang antaracollagen dan elastin.
Karena faktor usia dan sinar matahari , maka menyebabkan hilangnya kadar air dan kandungan HA pada lapisan dermis dan epidermis yang menyebabkan kulit kusam, kasar dan berkerut.
Secara umum Fungsi HA pada kulit :
  • Melembabkan kulit dengan mengikat air
  • Mengisi celah yang kosong pada kulit
  • Meningkatkan metabolisme kulit
  • Meningkatkan elastisitas kulit, mengurangi garis-garis halus pada wajah
  • Mengaktifkan kembali sel matrik, pembentukan collagen
Fungsi lain dari HA adalah:
  • Meningkatkan Vitalitas
  • Mempercepat penyembuhan luka
  • Pertumbuhan rambut
  • Memperbaiki jaringan
  • Meningkatkan daya ingat
  • Meningkatkan kepadatan tulang
  • Kestabilan emosi
  • Meningkatkan potensi seksual
  • Menguatkan organ-organ dalam
Tingkat Kandungan HA Pada Tubuh Manusia:
Bayi – usia 20 tahun: Kandungan HA sekitar 80% – 100%
Setelah berusia 25 tahun: Kandungan HA sekitar 65%
Setelah berusia 50 tahun: Kandungan HA sekitar 45%
Setelah berusia 60 tahun: Kandungan HA sekitar 25%
Keberadaan air dan Hyaluronic Acid pada tubuh adalah sangat penting. Karena apabila kandungan kedua zat tersebut tercukupi, maka masalah yang selalu ditakuti setiap orang, kini telah terjawab. Hidup sehat dan awet muda dengan Hyaluronic Acid.
Lalu,  pada makanan apa terdapat zat Hyaluronic Acid ini? Salah stunya adalah pada Satoimo atau Talas Jepang atau yang sering dinamai juga Taro Potato.
Satoimo (Colocasia esculenta) yang dikenal dengan nama Taro Potato atau Talas Jepang merupakan rahasia sehat dan panjang umur serta awet muda di Jepang, yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Sejarah Ditemukannya Satoimo
Ada sebuah desa di Jepang disebut Yuzuri Hara di mana penduduk di sana hidup hingga usia lebih dari sembilan puluh tahun, dengan kondisi yang masih luar biasa, bugar dan sehat.
kebun Satoimo
Selain itu, mereka terlihat muda pada usia 50 tahun, meskipun pada umumnya mereka bekerja di luar di bawah sinar matahari sepanjang hari.
Penyakit seperti kanker dan Alzheimers hampir tidak dikenal di daerah ini, bahkan di kalangan perokok berat.
Setelah diselidiki rahasia sehat, awet muda dan panjang umur di desa Yuzuri Hara adalah SATOIMO.
Penelitian mengenai Satoimo telah dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa satoimo sangat kaya akan Hyaluronic Acid (HA), substansi yang diproduksi secara alami oleh tubuh kita yang jumlahnya berlimpah ketika kita masih muda.
Talas Jepang (Satoimo)
Sayangnya hyaluronic acid ini berkurang seiring dengan bertambahnya usia, sehingga kulit menjadi keriput, bergaris, kering dan lainnya.
Efek serupa pun ditunjukan oleh organ-organ bagian dalam tubuh kita. Dimana hyaluronic acid sangat diperlukan oleh tubuh, agar tubuh tetap dalam kondisi baik dan berfungsi dengan baik hingga tahap seluler.
Selain itu, Hyaluronic acid sangat berperan dalam kesehatan sendi, penglihatan, jaringan penghubung (connective tissue), mempercepat proses penyembuhan luka, dan sangat berperan dalam pembentukan kolagen.
Manfaat Collagen bagi tubuh Manusia:
  • Membantu meremajakan kulit & mencegah penuaan kulit
  • Membantu mengatasi masalah tulang / osteoarthritis dengan cara mengurangi nyeri, meningkatkan pergerakan dari sendi, memperkuat jaringan ikat & dapat mempercepat proses penyembuhan
  • Memperkuat pembuluh darah & meningkatkan sirkulasi sehingga dapat membantu mengurangi resiko penyakit jantung.
Ada pertanyaan, apa beda talas Jepang Satoimo (Colocasia esculenta) dengan talas yang ada di Indonesia misal talas yang terkenal, Talas Bogor (Colocasia giganteum). Selain di Bogor talas di Indonesia juga banyak dijumpai di daerah Malang dan Bali.
Talas bogor masuk dalam genus Xanthosoma juga tersebar di kawasan Asia dan mempunyai nama yang juga berbeda, seperti malangaotoyotoe, new cocoyamtannia,tannieryautíamacabotaiobadasheenquequisqueʻape (di Papua New Guinea) dan di Singapore disebut juga taro (taro kongkong). Sedangkan jenis tumbuhannya di Indonesia dimanakan keladi.
Namun talas Jepang ini jika dilihat dari fisiknya lebih mendekati umbi yang di Indonesia disebut Bentul. Dan dari fisik pohonnya juga tak jauh berbeda dengan bentul. Sedangkan talas Bogor memiliki daun yang lebih besar dari bentul. Namun bisa jadi, mungkin tak banyak berbeda pula dari zat yang terkandung di dalamnya. Bagaimana? Anda mau mencobanya?
(sumber: wikipedia/havitalindonesia.com/produkabe.com/icc.wp.com)
Satoimo/Tales Jepang/Taro Potato (Colocasia esculenta)
The Secret to Long Life? HA Hyaluronic Acid
[ Read More ]


ATTENTION !!!

TAHUKAH ANDA TENTANG SKENARIO DUNIA? Bahwa: Osama Bin Laden tak mengatasnamakan umat Islam? Bahwa: Pembakar Al-Qur’an tak mengatasnamakan umat Kristen? Bahwa: Rezim zionist tak mengatasnamakan umat Yahudi? “Mereka yang tak terlihat” itu ribuan tahun lalu telah ada. Dan mereka hanyalah membonceng! Kita hancur berperang, mereka tenang diatas kemenangan… Lalu, siapakah sebenarnya mereka…???
Get Hi5 Layouts Here