Badai Matahari Tak Terelakkan: Alat Listrik, Elektronik & Koneksi Internet Lumpuh


Direktur Space Weather
Prediction, Tom Bogdan, mengatakan, puncak badai Matahari terjadi setiap
12 tahun sekali. Diperkirakan badai Matahari berikutnya akan terjadi
pada tahun 2013.

Akibat tiga letupan besar di permukaan Matahari sepanjang minggu itu menimbulkan gelombang badai elektromagnetik ke arah Bumi dan akan mempengaruhinya.
Badai Matahari ini menyemburkan partikel-partikel yang bisa menyebabkan gangguan satelit, perangkat telekomunikasi, serta elektronik.

“Badai Matahari yang akan terjadi berikutnya mungkin memiliki level sedang atau kuat,” kata Joseph Kunches, ilmuwan dari Space Weather Prediction Center, divisi dari National Oceanic and Atmospheric Adaministration (NOAA).
Kunches mengungkapkan, badai Matahari yang beberapa waktu lalu dan berikutnya bisa berdampak pada satelit komunikasi dan Global Positioning System (GPS) dan bahkan dapat menciptakan aurora yang bisa dilihat dari wilayah Minesota dan Winconsin, Amerika Serikat.

Saat
gelombang mencapai atmosfir Bumi, maka lapisan atmosfir terluar Bumi
akan mengantisipasi dengan "menahan" gelombang elektromagnet dari
matahari tersebut , dan sebagian akan terterik ke kutub utara dan
selatan yang terlihat sebagai Aurora.
Fenomena aurora terbentuk akibat kencangnya atau tingginya intensitas partikel yang dilontarkan matahari.

A
coronal mass ejection in time-lapse imagery obtained with the LASCO
instrument. The Sun (center) is obscured by the coronagraph's mask.
(September 30 – October 1, 2001)
Namun karena intensitas yang tinggi maka partikel dari matahari ini akan membuat medan magnetik di atmosfir Bumi semakin melengkung.
Dan disaat partikel yang dilepaskan matahari begitu tinggi, maka kedua medan magnetik yang melengkung tersebut akan beradu diantara keduanya.
Akibat terjadinya peraduan medan magnet tersebut, partikel dari matahari akan tertarik ke masing-masing kutub lalu terjadi tumbukan antara partikel berenergi tinggi tersebut dengan atom di lapisan atas atmosfer dan terbentuklah aurora.
Berikut video dan keterangan dari NASA, bagaimana aurora tercipta akibat intensitas partikel yang tinggi dari matahari:
NASA solar flare:
Menurut NOAA, kerusakan besar akibat badai Matahari jarang terjadi, namun pernah dilaporkan adanya dampak serius.Misalnya, badai Matahari bulan Maret tahun 1989 mengakibatkan pembangkit listrik di Quebec, Kanada, lumpuh sehingga warga setempat harus hidup tanpa listrik selama berjam-jam.
Sementara, dampak terbesar badai Matahari terjadi pada tahun 1859. Badai Matahari melumpuhkan sistem komunikasi telegraf di seluruh dunia dan mencipatakan aurora yang bisa dilihat hingga Karibia.

Bagaimana dengan dampak badai Matahari kali ini? Kunches mengungkapkan, “Saya pikir badai Matahari yang terjadi kali ini tak akan mendekati itu. Ini akan ada pada angka dua atau tiga dari lima pada skala NOAA Space Weather.”
Tapi, tetap harus diwaspadai, karena:
Badai Matahari pertama yang terjadi beberapa waktu lalu mengakibatkan sedikit dampak di Bumi.
Sementara badai yang kedua diperkirakan akan lebih kuat.
Yang ketiga, masih belum dilaporkan, tetapi kemungkinannya bisa memperburuk badai Matahari yang kedua atau tidak berdampak sama sekali.
Direktur Space Weather Prediction, Tom Bogdan, mengatakan, puncak badai Matahari terjadi setiap 12 tahun sekali. Dan ia memperkirakan badai Matahari berikutnya akan terjadi pada tahun 2013.
Jadi waspadalah! Badai Matahari akan sambar Bumi beberapa waktu kedepan hingga puncaknya pada tahun 2013! (icc.wp • www.solar-storm-warning.com)

